Cynthia Marilyn Sitompul

Sabtu, 31 Maret 2012

Cuma mau berbagi info unik aja haha ..

lagu lagu anak yang menyesatkan


Just for fun.....

Ternyata lagu anak-anak yang populer banyak mengandung kesalahan, mengajarkan kerancuan, dan menurunkan motivasi. Berikut buktinya:

1. “Balonku ada 5… rupa-rupa warnanya… merah, kuning, kelabu.. merah muda dan biru… meletus balon hijau, dorrrr!!!” Perhatikan warna-warna kelima balon tsb., kenapa tiba2 muncul warna hijau ? Jadi jumlah balon sebenarnya ada 6, bukan 5!

2. “Aku seorang kapiten… mempunyai pedang panjang… kalo berjalan prok..prok.. prok… aku seorang kapiten!” Perhatikan di bait pertama dia cerita tentang pedangnya, tapi di bait kedua dia cerita tentang sepatunya (inkonsistensi) . Harusnya dia tetap konsisten, misal jika ingin cerita tentang sepatunya seharusnya dia bernyanyi : “mempunyai sepatu baja (bukan pedang panjang)… kalo berjalan prok..prok.. prok..” nah, itu baru klop! jika ingin cerita tentang pedangnya, harusnya dia bernyanyi : “mempunyai pedang panjang… kalo berjalan ndul..gondal. .gandul.. atau srek.. srek.. srek..” itu baru sesuai dg kondisi pedang panjangnya!

3. “Bangun tidur ku terus mandi.. tidak lupa menggosok gigi.. habis mandi ku tolong ibu.. membersihkan tempat tidurku..” Perhatikan setelah habis mandi langsung membersihkan tempat tidur. Lagu ini membuat anak-anak tidak bisa terprogram secara baik dalam menyelesaikan tugasnya dan selalu terburu-buru. Sehabis mandi seharusnya si anak pakai baju dulu dan tidak langsung membersihkan tempat tidur dalam kondisi basah dan telanjang!

4. “Naik-naik ke puncak gunung.. tinggi.. tinggi sekali.. kiri kanan kulihat saja.. banyak pohon cemara.. 2X” Lagu ini dapat membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat dan motivasi! Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung yang tinggi tetapi kemudian ternyata setelah melihat jalanan yg tajam mendaki lalu jadi bingung dan gak tau mau ngapain, bisanya cuma noleh ke kiri ke kanan aja, gak maju2!

5. “Naik kereta api tut..tut..tut. . siapa hendak turut ke Bandung .. Surabaya .. bolehlah naik dengan naik percuma.. ayo kawanku lekas naik.. keretaku tak berhenti lama” Nah, yg begini ini yg parah! mengajarkan anak-anak kalo sudah dewasa maunya gratis melulu. Pantesan PJKA rugi terus! terutama jalur Jakarta- Bandung dan Jakarta-Surabaya!

6. “Di pucuk pohon cempaka.. burung kutilang berbunyi.. bersiul2 sepanjang hari dg tak jemu2.. mengangguk2 sambil bernyanyi tri li li..li..li.. li..li..” Ini juga menyesatkan dan tidak mengajarkan kepada anak2 akan realita yg sebenarnya. Burung kutilang itu kalo nyanyi bunyinya cuit..cuit.. cuit..! kalo tri li li li li itu bunyi kalo yang nyanyi orang, bukan burung!

7. “Pok ame ame.. belalang kupu2.. siang makan nasi, kalo malam minum susu..”

Ini jelas lagu dewasa dan untuk konsumsi anak2! karena yg disebutkan di atas itu adalah kegiatan orang dewasa, bukan anak kecil. Kalo anak kecil, karena belom boleh maem nasi, jadi gak pagi gak malem ya minum susu!

8. “nina bobo oh nina bobo kalau tidak bobo digigit nyamuk”

Anak2 indonesia diajak tidur dgn lagu yg “mengancam”

9. “Bintang kecil dilangit yg biru…”

Bintang khan adanya malem, lah kalo malem bukannya langit item?

10. “Ibu kita Kartini…harum namanya.”

Namanya Kartini atau Harum?

11. “Pada hari minggu ku turut ayah ke kota. naik delman istimewa kududuk di muka.”

Nah,gak sopan khan..

12. “Cangkul-cangkul, cangkul yang dalam, menanam jagung dikebun kita…”

kalo mau nanam jagung, ngapain nyangkul dalam-dalam
 
 sumber: http://blognyajose.blogspot.com/2010/01/inilah-lagu-anak-anak-yang-menyesatkan.html
 

Rabu, 28 Maret 2012

hai, kali ini aku cuma pengen berbagi kesenangan saja ..
hmm, ntah kenapa, aku suka banget sama lagu yg satu ini, judulnya : "Sing For Me - Yellowcard"
lagunya bisa di dengar di mp3 player blog saya, dan liriknya, jreng jreng jreng ini diaa :

Look at me
And listen close
So I can tell you how I feel before I go
Just a year
It's not much time
For me to show you I am proud that you are mine

I wish I had known the future in my heart
Was just about to start

Say tomorrow
I can't follow you there
Just close your eyes and sing for me
I will hear you
Always near you
And I'll give you the words just sing for me

Every lock
On every door
I put them there to try and hide you from the world
And you kicked
Yeah, you screamed
You never understood, you're everything to me

I just hope you know, the future in your heart
Is just about to start

Say tomorrow
I can't follow you there
Just close your eyes and sing for me
I will hear you
Always near you
And I'll give you the words just sing for me

No looking back when I am gone (sing for me)
Follow your heart it's never wrong (sing for me)
No looking back when I am gone (sing for me)
Don't second guess the note you're on

Out of time
All out of fight
You are the only thing in life that I got right

Say tomorrow
I can't follow you there
Just close your eyes and sing for me
I will hear you
Always near you
And I'll give you the words just sing for me

(Woah-oh-oh-oh, woah-oh-oh-oh)
Just close your eyes and sing for me (sing for me)
Woah-oh-oh-oh, woah-oh-oh-oh
Just close your eyes and sing for me

sekian, kalo mau nonton video klipnya jg silahkan, yg jelas, aku rekomen lagu ini buat kalian" smuaaa :D have a good listening yaa cling ;)

Senin, 19 Maret 2012

Tugas Kelompok : Inteligensi menurut Piaget
Anggota Kelompok : 
Cynthia Marilyn Sitompul (11-070)





·       Definisi Intelegensi menurut Piaget

Intelegensi. Piaget mengartikan intelegensi secara lebih luas, juga tidak mendefinisikan secara ketat. Ia memberikan definisi umum yang lebih mengungkap orientasi biologis. Menurutnya, intelegensi adalah suatu bentuk ekuilibrium kearah mana semua struktur yang menghasilkan persepsi, kebiasaan, dan mekanisme sensiomotor diarahkan. (Piaget dalam DR. P. Suparno,2001:19).

·       Sejarah singkat Jean Piaget
Jean Piaget lahir pada tanggal 9 Agustus 1898 di Neuchatel, Swiss.  Ayahnya adalah seorang ahli sejarah dengan spesialisasi abad pertengahan. Ibunya adalah seorang yang dinamis, inteligens, dan taqwa. Sewaktu mudahnya, ia tertarik pada alam dan senang mengamati burung-burung, ikan, dan binatang lainnya di alam bebas, sehingga akhirnya tertarik pada pelajaran biologi di sekolah. Sejak umur 10 tahun, ia telah menerbitkan karangan pertamanya tentang burung Pipit Albino pada majalah ilmu pengetahuan alam. Pada umur 15 tahun ia menolak tawaran sebagai curator koleksi moluska di museum Ipa di Geneva, karena ingin menyelesaikan sekolah menengahnya.
Pada tahun 1916, Piaget menyelesaikan pendidikan sarjana bidang biologi di Universitas Neuchatel. Pada usia 21 tahun ia telah menyelesaikan disertasi tentang moluska dan memperoleh gelar doctor filsafat. Setelah menyelesaikan pendidikan formal, Piaget memutuskan untuk mendalami psikologi di Zurich. Pada tahun 1919, ia meninggalkan Zurich dan pergi ke Paris. Selama dua tahun, ia tinggal di Universitas Sorbonne, belajar psikologi klinis,logika, serta epistemology. Pendalamnya tentang filsafat meyakinkannya bahwa perlunya pemikiran spekulasi murni dilengkapi dengan pendekatan ilmu pengetahuan yang faktual.
Pada tahun 1920, Piaget bekerja bersama Dr. Theophile Simon di laboratorium Binet di Paris dengan tugas mengembangkan tes penalaran yang kemudian diujikan. Dari hasil uji yang diperolehnya, ia menyimpulkan bahwa perbedaan jawaban yang ada disebabkan oleh perbedaan intelegensi peserta. Berdasarkan pengalaman membuat tes tersebut, Piaget mendapatkan tiga pemikiran penting yang mempengaruhi berpikirnya dikemudian hari.
Pertama, Piaget melihat bahwa anak yang berbeda umurnya menggunakan cara berpikir yang bebeda. Inilah yang mempengaruhi pandangan Piaget mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak. Kedua, metode klinik digunakannya untuk mengorek pemikiran anak secara lebih mendalam. Metode inilah yang dikembangkan Piaget dalam studinya tentang perkembangan kognitif anak. Ketiga, Piaget berpikir bahwa pemikiran logika abstrak mungkin relevan untuk mememahami pemikiran anak.
Menurutnya, operasi-operasi logika yang ada dalam pemikiran deduksi berkaitan dengan struktur mental tertentu dalam diri anak. Ia mencoba untuk menemukan bagaimana pemikiran sangat berkaitan dengan logika. Ciri pemikiran  deduksi logis (abstrak dan hipotesis) ini menjadi salah satu ukuran tertinggi Piaget dalam menentukan tahap-tahap perkembangan kognitif anak.
Pada tahun 1921, Piaget diangkat sebagai direktur penelitian di Institut Jean-Jacques Rousseu di Geneva. Di situ ia memperole kesempatan untuk mempelajari pemikiran anak. Hasil penelitiannya banyak dipublikasikan pada tahun 1923-1931.
Pada tahun 1950, Piaget banyak meneliti dan menulis tentang perkembangan inteligensi manusia. Ia juga mangaplikasikan hasil penemuan psikologis tersebut dalam persoalan epistemology. Pada tahun yang sama, ia mempublikasikan seri epistemology genetic. Buku ini merupakan sintesis pemikirannya akan beberapa aspek pengetahuan, termasuk matematika, fisika, psikologi, sosiologi, biologi, dan logika. Di antara tahun 1950-1960 , Piagat banyak mempublikasikan bukunya terutama berisi tentang perkembngan kognitif.
Hingga pada tahun 1969, Piaget menerbitkan “The Psychology of the Child” yang diperuntukkan bagi kalangan umum yang ingin mengetahui pemikirannya. Ini adalah semacam ringkasan teori Piaget tentang perkembangan intelektual dan persepsi. Pada tahun yang sama, ia juga menerbitkan “Mental Imaginary in the Child”. Buku ini menjelaskan perkembangan gambaran mental dan hubungannya dengan perkembangan inteligensi. Pada tahun 1967, ia mempublikasikan “Biology and Knowledge” sebuah buku yang berkaitan dengan hubungan antara faktor biologi dengan proses kognitif.
Piaget pensiun dari Institut Rousseau pada tahun 1971. meskipun demikian, ia tetap aktif menulis dan menerbitkan banyak buku. Piaget meninggal pada tanggal 16 September 1980 di Geneva.

·       Beberapa Konsep dalam Teori Piaget
Ada beberapa konsep yang perlu dimengerti agar lebih mudah memahami teori perkembangan kognitif atau teori perkembangan Piaget, yaitu;
1.     Organisasi. Organisasi adalah suatu tendensi yang umum untuk semua bentuk kehidupan guna mengintegrasikan struktur, baik yang psikis ataupun fisiologis dalam suatu sistem yang lebih tinggi.
2.     Skema. Skema adalah suatu struktur mental seseorang dimana ia secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Skema akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang.
3.     Asimilasi. Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru kedalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.
4.    Akomodasi.Akomodasi adalah pembentukan skema baru atau mengubah skema lama sehingga cocok dengan rangsangan yang baru, atau memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan rangsangan yang ada.
5.     Ekuilibrasi. Ekuilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sedangkan diskuilibrasi adalah keadaan dimana tidak seimbangnya antara proses asimilasi dan akomodasi, ekuilibrasi dapat membuat seseorang menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya.

Perkembangan kognitif  adalah tahap-tahap perkembangan kognitif manusia mulai dari usia anak-anak sampai dewasa; mulai dari proses-proses berpikir secara konkret sampai dengan yang lebih tinggi yaitu konsep-konsep abstrak dan logis.
Jean Piaget seorang pakar yang banyak melakukan penelitian tentang perkembangan kemampuan kognitif manusia, mengemukakan dalam teorinya bahwa kemampuan kognitif manusia terdiri atas 4 tahap dari lahir hingga dewasa. Tahap dan urutan berlaku untuk semua usia tetapi usia pada saat seseorang mulai memasuki tahap tertentu tidak sama untuk setiap orang. Keempat tahap perkembangan itu digambarkan dalam teori Piaget sebagai
1.     Tahap sensorimotor: umur 0 – 2 tahun (anak mengalami dunianya melalui gerak dan inderanya serta mempelajari permanensi obyek)
2.     Tahap pra-operasional: umur 2 – 7 tahun (Ciri pokok perkembangannya adalah penggunaan symbol/bahasa tanda dan konsep intuitif)
3.     Tahap operasional konkret:: umur 7 – 11/12 tahun (anak mulai berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian konkret)
4.     Tahap operasional formal: umur 11/12 ke atas. (Ciri pokok perkembangannya adalah hipotesis, abstrak, deduktif dan induktif serta logis dan probabilitas )
Bagi guru matematika, teori Piaget jelas sangat relevan, karena dengan menggunakan teori ini, guru dapat mengetahui adanya tahap-tahap perkembangan tertentu pada kemampuan berpikir anak di kelasnya. Dengan demikian guru bisa memberikan perlakuan yang tepat bagi siswanya, misalnya dalam memilih cara penyampaian materi bagi siswa, penyediaan alat-alat peraga dan sebagainya, sesuai dengan tahap perkembangan kemampuan berpikir yang dimiliki oleh siswa masing-masing. Guru perlu mencermati apakah symbol-simbol matematika yang digunakan guru dalam mengajar cukup mudah dipahami siswa, dengan mengingat tingkat kemampuan berpikir yang dimiliki oleh masing-masing siswa.
“pengetahuan itu bukanlah salinan dari obyek dan juga bukan berbentuk kesadaran apriori yang sudah ditetapkan di dalam diri subyek, ia bentukan perseptual, oleh pertukaran antara organisme dan lingkungan dari sudut tinjauan biologi dan antara fikiran dan obyeknya menurut tinjauan kognitif.” - Piaget, dalam Bringuier, 1980, hlm. 110.
Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif memberikan batasan kembali tentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya. Kecerdasan merupakan proses yang berkesinambungan yang membentuk struktur yang diperlukan dalam interaksi terus menerus dengan lingkungan. Struktur yang dibentuk oleh kecerdasan, pengetahuan sangat subjektif waktu masih bayi dan masa kanak – kanak awal dan menjadi objektif dalam masa dewasa awal.
Perkembangan cara berfikir yang berlainan dari masa bayi sampai usia dewasa meliputi tindakan dari bayi, pra operasi, operasi kongkrit dan opersai formal. Proses dibentuknya setiap struktur yang lebih kompleks ini adalah asimilasi dan akomodasi, yang diatur oleh ekuilibrasi.
Piaget juga memberikan proses pembentukan pengetahuan dari pandangan yang lain, ia menguraikan pengalaman fisik atau pengetahuan eksogen, yang merupakan abstraksi dari ciri – ciri dari obyek, pengalaman logis matematis atau pengetahuan endogen disusun melalui reorganisasi proses pemikiran anak didik . Sruktur tindakan, operasi kongkrit dan operasai formal dibangun dengan jalan logis – matematis.
Sumbangan bagi praktek pendidikan untuk karya–karya Piaget mengenali pengetahuan yang disosialisasikan dari sudut pandangan anak. Implementasi kurikulum menjadi pelik oleh kenyataan bahwa teorinya tidak memasukan hubungan antara berfikir logis dan pelajaran – pelajaran pokok seperti membaca dan menulis.

DAFTAR PUSTAKA
Dahar Ratna Willis. Prof. Dr. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: P2LPTK.
_______________________. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontenporer. Bandung: JICA UPI.
Sardiman, AM. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rapgrapindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT, Rineka Cipta.
Paul Suparno. Prof. 2003. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.

Tes inteligensi individual


INTELIGENSI
     Inteligensi adalah keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi pada, dan belajar dari, pengalaman hidup sehari-hari. Minat terhadap inteligensi sering kali difokuskan pada perbedaan individual dan penilaian individual. Perbedaan individual adalah cara dimana orang berbeda satu sama lain secara konsisten dan tetap.
·         Tes Inteligensi Individual
o   Tes Binet
Pada 1904 Menteri Pendidikan Perancis meminta psikolog Alfred Binet untuk menyusun metode guna mengidentifikasi anak-anak yang tidak mampu belajar di sekolah. Para pejabat di sekolahan ingin mengurangi sekolah yang penuh sesak dengan cara memindahkan murid yang kurang mampu belajar di sekolah umum ke sekolah khusus. Binet dan mahasiswanya, Theophile Simon, menyusun tes inteligensi yang disebut Skala 1905 yang terdiri dari 30 pertanyaan, mulai dari kemampuan untuk menyentuh telinga hingga kemampuan untuk menggambar desain berdasarkan ingatan dan mendefinisikan konsep abstrak.
Binet mengembangkan konsep mental age (MA) atau usia mental, yakni level perkembangan mental individu yang berkaitan dengan perkembangan lain. Tak lama kemudian, pada 1912, William Stern menciptakan konsep intelligence quotient (IQ), yaitu usia mental seseorang dibagi dengan usia kronologis, dikalikan 100. Jika usia mental sama dengan usia kronologis, maka IQ orang tersebut adalah 100. Jika usia mental di atas usia kronologis, maka IQ-nya di atas 100, dan kebalikannya.
Tes Binet pun direvisi berkali-kali untuk disesuaikan dengan kemajuan dalam pemahaman inteligensi dan tes inteligensi.

o   Skala Wechsler

Tes ini dikembangkan oleh David Wechsler. Selain menunjukkan IQ keseluruhan, skala ini juga menunjukkan IQ verbal dan IQ kinerja.

Referensi : Santrock, J. W. 2011. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta : Kencana.

Teknologi dan Pendidikan


Teknologi dan Pendidikan
Tidak bisa kita pungkiri bahwa dunia telah mengalami kemajuan yang luar biasa di dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Oleh sebab itu, tidak heran jika dimana-dimana kita akan menemukan berbagai isu penting mengenai teknologi. Teknologi sudah mengambil tempat di dalam berbagai aspek kehidupan manusia, dan pendidikan termasuk di dalamnya. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai Teknologi dan Pendidikan ini.

·         Revolusi Teknologi
Teknologi telah berubah secara dramatis. Pada dunia sekolah misalnya, pemanfaatan teknologi (seperti komputer dan internet) telah berkembang dibandingkan pada waktu terdahulu. Namun, meskipun pembelajaran di sekolah ‘seharusnya’ semakin terbantu dengan pemanfaatan teknologi tersebut, tapi masih saja terdapat kendala. Misalnya, siswa yang belum memanfaatkan penggunaan komputer dan internet secara optimal. Banyak siswa yang malah menggunakan internet untuk main game online berjam-jam, dan lain sebagainya. Di samping itu, pengetahuan guru yang belum memadai mengenai komputer dan internet. Maka dari itu, perlu sekali diadakan pelatihan bagi para pendidik.
Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa sekolah belum direvolusionerkan secara teknologis. Ketika sekolah memiliki tenaga pendidik yang terlatih secara teknologis, maka di saat itulah revolusi teknologi mengubah sekolah-sekolah.

·         Internet
Kita tentu tidak asing lagi dengan internet, bukan? Ya, internet telah mengisi hidup kita sejak beberapa tahun belakangan ini. Ga make internet sehari rasanya, beuuuggh, ga enak. Hehehehe.. Nah, sistem internet berisi ribuan jaringan komputer yang terhubung di seluruh dunia. Dunia yang luas ini dipersatukan di dalam jaringan internet, kita bisa mengetahui banyak hal di luar sana meskipun hanya mengakses informasi dari rumah. Dengan internet, jarak tidak menjadi masalah. Banyak istilah yang kita temukan dalam mengakses internet, beberapa di antaranya adalah :
World Wide Web (www) adalah sistem pengambilan informasi hypermedia yang menghubungkan berbagai materi internet.
Website adalah lokasi individu atau organisasi di internet.
E-mail adalah singkatan dari electronic mail dan merupakan bagian penting dari internet. Dengan menggunakan e-mail kita bisa semacam berkirim surat kepada orang lain dengan lebih mudah, murah dan cepat.
Internet mempunyai peranan penting di dalam kehidupan pendidikan kita. Dengan menggunakan internet, wawasan kita menjadi luas. Kita bisa mengakses informasi apa saja dengan lebih mudah. Berbagai pengetahuan ada di dalamnya. Oleh sebab itu, mari kita menggunakan internet dengan lebih efektif.

·         Teknologi dan Diversial Sosiokultural
Teknologi membawa beberapa isu sosial. Salah satunya adalah, apakah dengan penggunaan internet dapat memperlebar kesenjangan di lingkungan sekolah? Misalnya, antara murid yang berasal dari kelas menengah ke atas dengan murid yang berasal dari kelas bawah. Mungkin akan kelihatan perbedaan dalam pemanfaatan teknologi itu sendiri.
Untuk mencegah ataupun mengurangi terjadinya kesenjangan sosial tersebut, maka kita bisa melakukan :
o   Menyaring materi teknologi untuk menghilangkan bias gender, kultural dan etnis
o   Menggunakan teknologi sebagai alat untuk menyediakan kesempatan pembelajaran yang aktif dan konstruktif untuk semua murid dari semua latar belakang gender, etnis dan kultural.
o   Beri murid informasi tentang pakar dari latar belakang gender dan etnis yang berbeda yang menggunakan teknologi secara efektif di dalam kehidupan dan karier mereka.
o   Berkomunikasi dengan orang tua tentang pemberian aktivitas belajar berbasis komputer di rumah.

·         Masa Depan : Komputer dimana-mana
Pada saat ini, kita berada di era komputer pribadi dimana satu orang punya satu komputer. Beberapa pakar komputer percaya bahwa generasi komputer berikutnya –generasi ketiga- akan berupa ubiquitous computing, yang menekankan pada distribusi komputer ke lingkungan, ketimbang ke personal. Perangkat teknologi umum seperti telepon dan perangkat elektronik lainnya akan terkoneksi dengan internet. Kita bisa melihat contohnya, pada masa kini, handphone sudah dilengkapi fasilitas internet. Sudah ada i-pad, laptop dan lain sebagainya. Terjadi pergeseran pada komputer (PC).
Ubiquotis computing memaksa komputer eksis di dunia manusia. Dan hal ini sudah dapat kita lihat secara langsung di dalam kehidupan kita.

Kita tidak tahu beberapa tahun mendatang teknologi akan seperti apa, mengingat yang sekarang saja sudah sangat canggih. Bagaimanapun perkembangannya, pastilah perkembangan teknologi kelak akan ditujukan untuk kehidupan manusia yang lebih baik lagi. Kita sebagai pengguna teknologi harus bisa memanfaatkan teknologi dan segala fasilitas dengan seefektif mungkin, terutama di bidang pendidikan.

Referensi : Santrock, J. W. 2011. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta : Kencana.

Jumat, 09 Maret 2012

Tugas Kelompok; Pandangan mengenai kewajiban memiliki e-mail dan blog


Kel  13 :
Cynthia Marilyn Sitompul     (11-070)

Kelompok kami setuju dengan diwajibkannya mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Psikologi Pendidikan TA 2011/2012 memiliki e-mail dan blog karena pada saat ini perkembangan pendidikan di Indonesia, khususnya Medan, sudah mulai berkembang mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kini, ada baiknya jika kita tidak menyia-nyiakan berbagai media yang ada melainkan harus memanfaatkannya dan mengoptimalkan penggunaannya.

Kami memandang bahwa dengan adanya blog yang dimiliki oleh setiap mahasiswa dapat digunakan sebagai sarana untuk menyalurkan kreativitas mahasiswa. Di samping itu, mahasiswa juga bisa membagikan pengetahuan dan informasi yang diperolehnya kepada orang banyak. Informasi dan pengetahuan tersebut dapat diakses dengan mudah sehingga bermanfaat bagi masyarakat. Selain sebagai media informasi, blog juga dapat meminimaliskan penggunaan kertas sehingga bisa mendukung Gerakan Go Green. Dengan mengurangi penggunaan kertas, kita juga turut ikut ambil bagian dalam upaya melestarikan hutan dan lingkungan kita. Hal ini baik untuk masa depan bumi kita yang sedang mengalami pemanasan global.

Selain itu, dengan diwajibkannya mahasiswa memiliki e-mail dan blog ini, kami juga merasakan suatu dorongan (motivasi) dari dalam diri kami masing-masing untuk memulai membuat blog. Pada awalnya, kami kurang memahami bagaimana cara membuatnya, bagaimana cara pelaksanaannya, bagaimana cara mengkonfirmasikannya, dan lain sebagainya. Semuanya itu membuat kami termotivasi untuk bertanya kepada teman kami yang lebih duluan tahu tentang hal ini. Kalau kami tidak aktif bertanya, maka kami akan ketinggalan satu langkah dari teman-teman kami yang lain. Dan setelah kami mengetahui jawaban atas pertanyaan kami, kami jadi semakin antusias untuk memulai mata kuliah Psikologi Pendidikan ini yang menggunakan sistem e-learning sebagai salah satu media pembelajarannya.

Semoga dengan memiliki e-mail dan blog ini, kami pun semakin aktif dalam mencari tahu dan mengupdate berbagai informasi serta semakin aktif dalam berkarya. Mari kita rujukkan hal ini dengan teori John Dewey di mana Beliau memandang bahwa anak-anak akan belajar dengan lebih baik jika mereka aktif. Semoga sasaran Psikologi Pendidikan ini dapat kami tangkap sehingga cara belajar kami akan semakin baik seiring dengan semakin aktifnya kami dalam mencari ilmu pengetahuan yang belum kami peroleh maupun membagi ilmu pengetahuan yang sudah kami peroleh.

Kamis, 08 Maret 2012

PSIKOLOGI PENDIDIKAN dan FENOMENA PENDIDIKAN

Hai semua penghuni blog, ini tulisan terbaru ane.. Nah, kita akan mulai berbicara tentang Psikologi Pendidikan dari 'sini'. Dan tulisan-tulisan saya selanjutnya pun akan berkaitan dengan Psikologi Pendidikan juga tepatnya.

Nah, sebelum kita berkoak-koak tapi ga ada arah, yuk kita harus ngerti dulu apa sih itu Psikologi Pendidikan.. Nah, saya akan mencoba untuk memaparkan beberapa pengertian dari Psikologi Pendidikan oleh para ahli. Cekidot :

Menurut Lahey, Psikologi Pendidikan adalah salah satu bidang ilmu Psikologi yang mempelajari tentang prinsip-prinsip belajar, kognisi, dan aspek-aspek lainnya dalam Psikologi yang diterapkan untuk meningkatkan pendidikan.

Menurut Witherington, Psikologi Pendidikan itu adalah studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.

Menurut Tardif (dalam Syah, 1997: 13) adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan.

Garis besarnya memanglah seputar pendidikan. Jadi, saya akan menarik kesimpulan dari berbagai pengertian di atas. Menurut saya, Psikologi Pendidikan itu adalah ilmu yang berkonsentrasi pada segala aspek pendidikan manusia sehingga diharapkan dengan penerapannya di dalam dunia pendidikan dapat mengusahakan dan memperbaiki pendidikan secara terus-menerus ke arah yang lebih baik.

Nah, sekarang udah dapat gambaran kan tentang apa itu Psikologi Pendidikan. Sekarang mari kita menyorot berbagai fenomena. Tadi, saya sempat berpikir tentang sesuatu yang pernah saya alami selama masa pendidikan saya. Kita pasti sering mendengar tentang BIMBEL atau Bimbingan Belajar. Memang tidak ada masalah dengan Bimbingan Belajar tersebut, tapi yang menjadi kebingungan saya saat itu adalah Bimbingan Belajar saat ini sudah menjadi custom di masyarakat tepatnya bagi siswa-siswi SMA kelas 12. (Perasaan wajar-wajar aja deh, di mana letak keanehannya?)

Saya ingat sekali perbincangan teman-teman saya saat saya kelas 12 kemarin. Begini kira-kira ilustrasinya :

X : Wee, bimbel yok bimbel ! Cyn, kamu ga bimbel?
Me : engga, aku belum daftar, aku bingung mau dimana..
X : ish cyn, kita udah kelas 3 loh, ga terasa itu, harus adalah yg kau siapkan..

Begitulah kira-kira, di dalam hati saya pada waktu itu, saya merasa apa ga cukup yang di dapat di sekolah? Emank musti ikut bimbel? Kalau aku ga ikutan Bimbel, apa aku ga terjamin masuk PTN? Yang ikut aja masi ada yang belum lulus, trus nasib yang ga ikut gimana dong???

Nah, setelah berpikir panjang, saya pun akhirnya mendaftar ke salah satu Bimbel di Medan juga. (Saya terseret arus juga haha)

Tapi, yang masih saya pertanyakan sampai sekarang adalah : Di mana peran sekolah dalam meluluskan anak didiknya masuk ke PTN? Saya memang tidak tau apakah hal ini juga berlaku di sekolah lain. Tapi, mengingat tingginya angka 'penjualan' Bimbel ini, mungkin hal tersebut juga sudah menjadi custom di beberapa sekolah lainnya.

Saat itu, saya merasa bagaikan sekolah lepas tanggung jawab, hanya sebatas UN aja. Sisanya, "Gud Luck lah ya!" Saya rasa perlu ada perubahan di dalam lingkungan sekolah saya dulu. Apalagi tidak semua siswa yang bisa mengikuti Bimbel dengan harga yang relatif mahal. Memang, saya juga tidak membuat statement bahwa yang tidak ikut bimbel, tidak lulus PTN. Tidak. Banyak juga kog yang lulus. Tapi yang membingungkan, ya kenapa jadi custom gitu??

Lalu, kenapa peranan sekolah bisa bergeser? Kenapa pada saat itu pihak sekolah tidak mengupayakan memberikan sesuatu yang lebih untuk anak didiknya? (Untunglah pada angkatan setelah saya, hal ini sudah semakin disorot. Sekolah telah berupaya memberikan sesuatu yang lebih dalam memaksimalkan persiapan anak didiknya.) Pendidik seolah-olah hanya memberikan sesuatu yang umum, sisanya cari di tempat les ya. 

Nah saya rasa, untuk menanggulangi hal ini, setiap orang maupun lembaga yang ikut serta dalam pendidikan mestinya semakin menyadari peranannya masing-masing sehingga tidak ada istilah 'bergesernya peranan dan digantikan oleh...' 

Daftar Pustaka :

1.      Lahey, Benjamin. B, 2007. Psychology: An Introduction, 9th edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

 http://belajarpsikologi.com/pengertian-psikologi-pendidikan/



Rabu, 07 Maret 2012

HOW TO SAY YA?????

terlintas suatu kata-kata di benakku, tapi mengapa tak sanggup untuk kuungkapkan? bukannya tak berani ataupun tak bernyali untuk mengatakannya, hanya saja....... aku TAK TAU untuk mengungkapkannya.. ya itulah yg sedang kualami sekarang.. aku bahkan tak tau ingin menuangkan apa saat ini.. tapi tak mengapa, bukannya aku adalah manusia yg paling tidak kreatif di dunia ini, hanya saja belum terpikirkan olehku untuk menulis apa apa apa apa apa dan apa apa..

singkat cerita inilah blog sederhana saya.. blognya Cynthia Marilyn Sitompul dong ya.. ya, apa adanya sih *adanya apa dong??? ya inilah -_____- zzz . yaudin, abcde..........z bye ! ;)