Cynthia Marilyn Sitompul

Sabtu, 09 Juni 2012

SIMULASI PAEDAGOGI dan ANDRAGOGI

Nama Kelompok :
Cynthia Marilyn S   (11-070)

Paedagogi
Setting: Latihan Bersenjata Angkatan Militer
Komandan Militer diperankan oleh Merry.
Anggota angkatan Militer diperankan oleh Ajeng,  Siti Rizki  dan Cynthia.
Kondisi: Dalam latihan militer Komandan memberikan perintah yang harus dipatuhi dan diikuti oleh bawahannya tanpa melakukan perlawanan sedikitpun, karena apabila melawan perintah Komandan, maka angkatan militer tersebut akan dihukum.
Merry: Bersiap, luruskan barisan. Menunduk! Tiarap! (semua anggota menurut)


Andragogi
Setting: Kursus Kecantikan (salon)
Instruktur (tutor) kursus salon diperankan oleh Ajeng
Siswa dalam kursus salon siperankan oleh Merry, Siti Rizki dan Cynthia
Kondisi: Dalam proses kursus, siswa diminta untuk memberikan kreasi sendiri terhadap model rambut yang terbaik yang sedang trend di masa kini.
Ajeng: Menurut kalian model rambut apa yang sedang trend di masa kini?
Siti: model rambut panjang, terus dibagian bawahnya sedikit ikal atau keriting
Cynthia : Rambut panjang pendek
Merry: menurut saya model rambut pendek yang di cat pirang.
Ajeng: Baiklah, coba gambarkan desain rambut yang kalian sarankan tersebut.
(Merry, Siti Rizki & Cynthia): segera menggambar desain rambut pada selembar kertas


Jumat, 08 Juni 2012

TUGAS MINI PROYEK 2011/2012



TOPIK
Ruang Lingkup Pendidikan Usia Prasekolah

JUDUL
Pengembangan Potensi Anak di TK. Pembina I

PENDAHULUAN
Pendidikan Anak Prasekolah adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir (sebelum masuk sekolah) sampai dengan anak tersebut siap masuk sekolah yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

   Usia prasekolah merupakan periode kritis dan sensitif bagi si anak untuk mengetahui tentang diri mereka dan di luar diri mereka, serta mempersiapkan diri mereka menghadapi lingkungannya kelak. Begitu pentingnya perkembangan pada anak usia prasekolah, maka perlu diberikan pendidikan prasekolah untuk menyertai proses pertumbuhan dan perkembangan anak. 

    Tujuan umum dari Pendidikan Anak Prasekolah ini ialah untuk membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan baik secara fisik, intelektual, emosional, moral dan agama anak usia dini secara optimal dalam lingkungan pendidikan yang kondusif, demokratis dan kompetitif. Pendidikan Anak usia Prasekolah terkhusus TK merupakan hal yang sangat penting mengingat potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada rentang usia pendidikan ini. Sedemikian pentingnya masa ini sehingga usia dini sering disebut dengan istilah the golden age (usia emas).

   Pendidikan Anak Prasekolah tidak sekedar berfungsi untuk mengoptimalkan pengalaman belajar kepada anak, tetapi yang lebih penting berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan otak. Pendidikan anak prasekolah juga sepatutnya mencakup seluruh proses stimulasi psikososial dan tidak terbatas pada proses pembelajaran yang terjadi dalam lembaga pendidikan. Artinya, pendidikan anak usia prasekolah dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja seperti halnya interaksi manusia yang terjadi di dalam keluarga, teman sebaya, dan dari hubungan kemasyarakatan yang sesuai dengan kondisi dan perkembangan anak usia dini.

   Adapun alasan kami memilih topik dan judul seperti diatas ialah dikarenakan dunia Pendidikan Anak Usia Prasekolah (TK) sangat unik dan beraneka-ragam baik itu dari segi fisik, sosio-emosional, intelektual, moral dan agama, selain itu berdasarkan fenomena pendidikan yang ada, terdapat beberapa penyelenggara Pendidian Prasekolah yang tidak menerapkan konsep pendidikan anak prasekolah yaitu "Bermain sambil Belajar" dengan baik. 
 

Kamis, 07 Juni 2012

Andragogi

Andragogi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yakni Andra berarti orang dewasa dan agogos berarti memimpin. Kemudian Andragogi didefinisikan sebagai "Suatu seni dan ilmu untuk membantu orang dewasa belajar". Kata andragogi pertama kali digunakan oleh Alexander Kapp pada tahun 1883 untuk menjelaskan dan merumuskan konsep-konsep dasar teori pendidikan Plato. Meskipun demikian, Kapp tetap membedakan antara pengertian "Social-pedagogy" yang menyiratkan arti pendidikan orang dewasa, dengan andragogi. Dalam rumusan Kapp, "Social-pedagogy" lebih merupakan proses pendidikan pemulihan (remedial) bagi orang dewasa yang cacat. Adapun andragogi, justru lebih merupakan proses pendidikan bagi seluruh orang dewasa, cacat atau tidak cacat secara berkelanjutan.

B. Andragogi vs Pedagogi

Perbedaan andragogi dan pedagogi dapat ditinjau dari beberapa hal, diantaranya :
  • Hubungan siswa dan guru. Pada pedagogi siswa sangat bergantung pada guru, guru bertanggung jawab penuh pada apa yang akan diajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Gurulah yang mengevaluasi hasil belajar. Sedangkan pada andragogi guru bersikap sebagai fasilitator, siswa mengarahkan dirinya sendiri untuk belajar apa dan bagaimana, siswa bertanggungjawab atas belajarnya sendiri, dan siswa diberi peluang yang cukup besar untuk melakukan evaluasi diri.
    Pedagogi = Teacher centered
    Andragogi = Learner centered
  • Peran pengalaman siswa. Pada pedagogi pengalaman guru lebih dominan, siswanya sendiri pasif. Oleh karena hal tersebut, maka siswa harus dibina pelan-pelan. Sedangkan pada andragogi pelajar mengalami sesuatu secara lebih leluasa, pengalaman menjadi sumber utama mengidentifikasi penguasaan diri akan sesuatu, siswa satu sama lain saling berperan sebagai sumber belajar. Pada orang dewasa, pemahaman akan konsep sudah semakin berkembang. Oleh karena itu, pelajar sudah mampu untuk berangkat dari sebuah konsep dan mengembangkannya sendiri.
  • Motivasi belajar. Pada pedagogi motivasi datang secara eksternal, artinya siswa disuruh atau dipaksa atau diwajibkan atau dituntut untuk mengikuti suatu pendidikan tertentu. Sedangkan motivasi pada kegiatan belajar orang dewasa lebih bersifat internal, datang dari diri sendiri sebagai wujud aktualisasi diri, penghargaan diri, dan lain lain.

Selasa, 05 Juni 2012

Hasil Survey Online

Nama : Cynthia Marilyn Sitompul
NIM   : 111301070

Dalam rangka menyelesaikan tugas pada mata kuliah Psikologi Pendidikan, maka saya membuat survey sederhana di lingkungan mahasiswa Fakultas Psikologi USU'11 yang disebarkan secara online. Adapun tema yang saya pilih adalah "Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)". Saya ingin mengetahui bagaimana pandangan mahasiswa/i FPsi USU'11 mengenai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Berikut ini adalah 51 responden beserta data-data yang saya peroleh melalui survey online ini :

Nama Responden :
Fania
Kristin Citra
Agnes Crista
Ayu Puspita
Darmayantie Syahputri
Dhara Puspita H
Christine Nathalia
Regina Anastasia
Yohana Chrisela
Putri Azura Ulandari
Oktorianta
Cellia Elisabeth Saragih
Gustina Handayani Harahap
Nissa Aztarid S
Siti Rizki
Safrida Liasna Tarigan
Desi M Maloky
Habibah
Grace Theresia Sihotang
Nenita Sari
Dinarti Utari
Ajeng Diah
M Yani Bagus
Firman
Merry Christine Sitorus
Simson
Mira Tantri S
Christyn Elisabeth Siagian
Rika Damayanti
Muhammad Habibie Almy
Raffless Pardede
Melina Siallagan
Fitri Silaen
Adolf Purba
Siti Melisa Harahap
Lusia Pardede
Paskha Yohana
Fiorella Silviani S
Wahyu Habibie
Fera
Edberg Winson
Vera Siregar
Icfadila Lubis
Cynthia Halim
Gita Yufika
Clara
Nurul Fadillah Siregar
Sharfina fathin
Haifa Chairunnisa
Aisyah Huwaida 

Data : 

Sebelum masuk Psikologi, apakah anda tahu siapa yang disebut Anak Berkebutuhan Khusus?

 Yes  22 

 43.14% 
 Not really  26 

 50.98% 
 No  3 

 5.88%