INTELIGENSI
Inteligensi adalah keahlian memecahkan
masalah dan kemampuan untuk beradaptasi pada, dan belajar dari, pengalaman
hidup sehari-hari. Minat terhadap inteligensi sering kali difokuskan pada
perbedaan individual dan penilaian individual. Perbedaan individual adalah cara
dimana orang berbeda satu sama lain secara konsisten dan tetap.
·
Tes
Inteligensi Individual
o
Tes
Binet
Pada 1904 Menteri Pendidikan
Perancis meminta psikolog Alfred Binet untuk menyusun metode guna
mengidentifikasi anak-anak yang tidak mampu belajar di sekolah. Para pejabat di
sekolahan ingin mengurangi sekolah yang penuh sesak dengan cara memindahkan
murid yang kurang mampu belajar di sekolah umum ke sekolah khusus. Binet dan
mahasiswanya, Theophile Simon, menyusun tes inteligensi yang disebut Skala 1905
yang terdiri dari 30 pertanyaan, mulai dari kemampuan untuk menyentuh telinga
hingga kemampuan untuk menggambar desain berdasarkan ingatan dan mendefinisikan
konsep abstrak.
Binet mengembangkan konsep
mental age (MA) atau usia mental, yakni level perkembangan mental individu yang
berkaitan dengan perkembangan lain. Tak lama kemudian, pada 1912, William Stern
menciptakan konsep intelligence quotient
(IQ), yaitu usia mental seseorang dibagi dengan usia kronologis, dikalikan 100.
Jika usia mental sama dengan usia kronologis, maka IQ orang tersebut adalah
100. Jika usia mental di atas usia kronologis, maka IQ-nya di atas 100, dan
kebalikannya.
Tes Binet pun direvisi
berkali-kali untuk disesuaikan dengan kemajuan dalam pemahaman inteligensi dan
tes inteligensi.
o
Skala
Wechsler
Tes ini dikembangkan oleh David Wechsler. Selain menunjukkan IQ keseluruhan, skala ini juga menunjukkan IQ verbal dan IQ kinerja.
Tes ini dikembangkan oleh David Wechsler. Selain menunjukkan IQ keseluruhan, skala ini juga menunjukkan IQ verbal dan IQ kinerja.
Referensi
: Santrock,
J. W. 2011. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta : Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar