Cynthia Marilyn Sitompul

Jumat, 06 Maret 2015

Patah Hati

Pergilah.. Aku takkan menahanmu lagi..



Adalah kisah dua insan manusia.. Kala mencari cerita mereka menemukan cinta..
Aku tak pernah mencarinya namun suatu ketika ia datang kepadaku..
Ia datang dengan begitu polosnya, ku tak menyadari ada cinta di dalamnya..
Ia sama seperti manusia lainnya.. Hingga kuterbiasa berteman dengannya..
Hingga suatu ketika ada hal yang lain ..
Ia membawa rasa yang telah kulupakan, membawa getar yang begitu hebatnya..
Aku.. aku.. aku katakan sekali lagi..
Sudah lama kulupakan rasa itu rasa bahagia kian meluap luap..
Dia mencuri perhatianku dengan memperhatikanku..
Bagaimana bisa kutolak dia, meski ia bukan mimpiku.. bukan mimpiku..

Kita berbeda.. Berbeda jenis kelamin sungguh tak menjadi soal..
Namun, ada yang lain yang sungguh merintangi jalan kita..
Mungkin saat itu kau belum dewasa.. Tak tau makna sakit dibalik cinta..
Kau beri aku harapan ketika aku putus asa..
Kau beri aku sinar ketika aku mulai kegelapan..
Kau ulurkan tanganmu ketika aku jatuh..
Namun lagi-lagi kau belum dewasa, kita belum dewasa..

Mungkin kau mendekati karena sesuatu dan kumendekatimu karena sesuatu itu..
Tapi lagi-lagi kita menemukan cinta ketika mencari cerita..
Hatiku begitu terpaut pada hatimu..
Ragaku begitu hidup ketika bersamamu..
Namun, kering sudah tulang ini..
Ketika kau mendiamkan aku.. Mendiamkan cintaku..
Memendam salahmu, dan menguak salahku..
Bukan.. bukan itu yang kucari..
Bukan derita yang kucari.. melainkan bahagia..
Jika masih derita yang kutemukan, berarti kau bukan orangnya..
Jika ada itikad baik, sudah sejak semula hati yang hancur menyatu kembali..

Bagaimana bisa kau mendiamkan cinta ketika ia sedang mekar-mekarnya?
Bagaimana bisa kau mendiamkan cinta ketika ia hampir goyah?
Bagaimana bisa kau mendiamkan cinta ketika ia sudah kehilangan cahayanya?

Kau belum dewasa, kita belum sempurna..
Aku ingin kau melewati garismu, tapi kau tak mau melakukannya..
Bukan aku egois, aku hanya ingin kau menjadi yang kita harapkan..
Tapi kutemukan kau hanya diam dan memandangiku yang semakin menjauh darimu..

Aku sempat berpikir, apa ini Tuhan hingga Kau mendekatkanku padanya?
Perpisahan yang sejak semula sudah diramalkan..
Perpisahan yang sejak semula sudah digariskan..
Dan begitu menyakitkan..
Aku selalu berkata aku belum menemukan jawaban kenapa Tuhan mempertemukan kita..
Tapi sesungguhnya aku sudah tahu..
 Dari awal matamu memandangku dan aku sadar harus menyambutmu..

Kasih, tak sadarkah kau bahwa aku begitu sakit?
Aku tak menyalahkanmu atas rasa sakit ini..
Tapi sungguh kau tak mau menemaniku lagi, membagi sepi yang selalu kita rasa di tengah keramaian?

Jika kau tak mau, aku pun begitu..
Takkan kutunggu jika tak ada yang berlari ke arahku..
Takkan kutunggu jika tak ada yang memanggilku..
Pergilah.. Seperti yang sudah sudah..
Pergilah..
Rasa sakit ini akan hilang..Meski harus berlama-lama dihadapi agar semakin toleran..

Aku mengasihimu temanku.. teman biasaku.. teman baikku.. teman dekatku..
Aku mengasihi gelap yang ada padamu..
Gelap yang hingga kini aku masih berharap untuk meneranginya..
Tapi buat apa?
Aku akan merelakanmu..
Aku tak kan menahanmu..
Pergilah aku takkan menahanmu lagi..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar