Merasa
harus menulis sesuatu..
Untuk ia yang diam membatu..
Menatap penuh haru..
Bertindak sedikit ragu..
Untuk ia yang diam membatu..
Menatap penuh haru..
Bertindak sedikit ragu..
Menatap
ke depan..
Telinganya melihat dengan seksama..
Telinganya melihat dengan seksama..
Matanya
mendengar penuh perhatian..
Laju
tidak secepat biasanya..
Ada
tangan-tangan dari surga..
Tidak
terlihat namun bersentuhan..
Jiwanya
terluka..
Bisakah
Tuan membasuh duka?
Akankah
kita tiada?
Apakah hari itu telah tiba?
Apakah hari itu telah tiba?
Ketika
masa itu harus disudahi..
ketika masa itu berakhir..
ketika masa itu berakhir..
Apakah
itu keadilan?
Ketika dunia tidak seimbang..
Langit menatap ke atas..
Dan bumi melihat ke bawah..
Apa itu kebijaksanaan?
Berapakah harganya?
Apakah ia salah?
Jam mati pun benar dua kali dalam sehari..
Ketika dunia tidak seimbang..
Langit menatap ke atas..
Dan bumi melihat ke bawah..
Apa itu kebijaksanaan?
Berapakah harganya?
Apakah ia salah?
Jam mati pun benar dua kali dalam sehari..
Apa
itu ampunan?
Apakah kau menginginkan ampunan?
Apakah ia sang pemberi ampunan?
Apakah kau menginginkan ampunan?
Apakah ia sang pemberi ampunan?
Apakah
kalian pernah berharap?
Saat
dia berada di tengah-tengah keinginannya..
Ia menelan kata-katanya..
Mencoba mengubah kendali..
Agar hujan datang lagi..
Ia menelan kata-katanya..
Mencoba mengubah kendali..
Agar hujan datang lagi..
Gigi-giginya saling bekertakan..
Panik.. meratap.. menyerah..
Si Penghibur datang lagi..
Menyelamatkan keadaan yang keji..
Apa
itu kebetulan?
Sebab tiada pertemuan yang tidak digariskan..
Selagi jantung berdetak, dan darah tetap hangat..
Sebab tiada pertemuan yang tidak digariskan..
Selagi jantung berdetak, dan darah tetap hangat..
Kita
masih bisa bersinggungan..
Apa itu sakit hati?
Ketika waktu selalu berganti..
Kata-kata kian pergi..
Apa itu sakit hati?
Ketika waktu selalu berganti..
Kata-kata kian pergi..
Maaf
dan cinta masih berarti..
Apa
itu mencintai?
Mata
membentengi kekurangan diri..
Bibir
membendung tajamnya pedang bermata dua..
Telinga
terbuka sabar memahami..
Tangan
menopang kala susah dan bahagia..
Kaki
menahan keinginan sesatkan hati..
Jangan
tempatkan duri di hati kami..
Sebab
akan sesak..
Terhimpit ketika berdekatan..
Terhimpit ketika berdekatan..
Berilah bahagia pada ia yang kukasihi..
Ampuni aku yang menyakiti hati..
Hukum aku jika terjadi lagi..
Ampuni kami yang mencintai..
Sebab mencintai adalah untuk melihat wajah-Mu, ya Allah..
(bersambung - Cynthia Marilyn Sitompul)
Ini masih kelanjutan yang pengantar atau udah masuk babak baru cuy?
BalasHapusIni kelanjutan yang pengantar, Chad~ sebenernya mau dibuat judulnya ISI.. tapi karna satu dan lain hal jadi DOA.
HapusSelayaknya surat pada umumnya, yang pengantar itu kemana Surat Amor kepada Bara ini ditujukan dan inilah isinya..
Cemana rasa reader?
Berharap sih karena bukan isi tapi diganti doa ada babak babak baru selain doa, layaknya hubungan percakapan jarak jauh dengan bait-bait kata. Begitulah rasa reader terhadap tulisan blogger ~
HapusWah wah makasi richard masukannya ~ biarlah waktu yang menjawabnya wkwk
HapusKereeennn
BalasHapusDitunggu sambungannya
Jam matipun benar dua kali dalam sehari
Makasi eve salah satu dari sumber inspirasi saya.. :*
Hapus