TOPIK
Ruang Lingkup Pendidikan Usia Prasekolah
JUDUL
Pengembangan Potensi Anak di TK. Pembina I
PENDAHULUAN
Pendidikan Anak Prasekolah adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan
dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
(sebelum masuk sekolah) sampai dengan anak tersebut siap masuk sekolah yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Usia prasekolah merupakan periode kritis dan sensitif bagi si anak untuk mengetahui tentang diri mereka dan di luar diri mereka, serta mempersiapkan diri mereka menghadapi lingkungannya kelak. Begitu pentingnya perkembangan pada anak usia prasekolah, maka perlu diberikan pendidikan prasekolah untuk menyertai proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
Tujuan umum dari Pendidikan Anak Prasekolah ini ialah untuk membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan baik secara fisik, intelektual, emosional, moral dan agama anak usia dini secara optimal dalam lingkungan pendidikan yang kondusif, demokratis dan kompetitif. Pendidikan Anak usia Prasekolah terkhusus TK merupakan hal yang sangat penting mengingat potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada rentang usia pendidikan ini. Sedemikian pentingnya masa ini sehingga usia dini sering disebut dengan istilah the golden age (usia emas).
Pendidikan Anak Prasekolah tidak sekedar berfungsi untuk mengoptimalkan pengalaman belajar kepada anak, tetapi yang lebih penting berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan otak. Pendidikan anak prasekolah juga sepatutnya mencakup seluruh proses stimulasi psikososial dan tidak terbatas pada proses pembelajaran yang terjadi dalam lembaga pendidikan. Artinya, pendidikan anak usia prasekolah dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja seperti halnya interaksi manusia yang terjadi di dalam keluarga, teman sebaya, dan dari hubungan kemasyarakatan yang sesuai dengan kondisi dan perkembangan anak usia dini.
Adapun alasan kami memilih topik dan judul seperti diatas ialah dikarenakan dunia Pendidikan Anak Usia Prasekolah (TK) sangat unik dan beraneka-ragam baik itu dari segi fisik, sosio-emosional, intelektual, moral dan agama, selain itu berdasarkan fenomena pendidikan yang ada, terdapat beberapa penyelenggara Pendidian Prasekolah yang tidak menerapkan konsep pendidikan anak prasekolah yaitu "Bermain sambil Belajar" dengan baik.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukannya penelitian penjelasan mengenai pengembangan
potensi pada anak di TK. Pembina I ini ialah untuk mengetahui apakah
penyelenggara TK. Pembina I telah menerapkan konsep dan metode yang benar yaitu
"Bermain sambil Belajar" dalam menjalankan proses pembelajaran pada
anak TK sehingga dapat mengembangkan potensi anak di TK. Pembina I
LANDASAN TEORI
Pengembangan potensi anak usia prasekolah (anak TK) tidak terlepas dari
kaitannya dalam perkembangan struktur otak. Menurut Wittrock (Clark, 1983) ada
3 perkembangan wilayah otak yang semakin meningkat yaitu pertumbuhan serabut
dendrit, kompleksitas hubungan sinapsis, dan pembagian sel syaraf. Peran ketiga
wilayah otak tersebut sangat penting dalam pengembangan kapasitas berpikir
manusia.
Jean Piaget (dalam Padmonodewo (2003 : 23) mengemukakan tentang bagaimana anak belajar yaitu dengan berinteraksi dengan lingkungannya. Anak seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri yang sederhana, dimana permasalahannya diperoleh dari pengamatannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Guru bisa menuntun anak-anak lewat menyediakan bahan-bahan dan alat-alat yang tepat dalam membantu anak, tetapi yang terpenting agar anak bisa memahami sesuatu, anak harus membangun pengertian sendiri dan juga harus menemukannya sendiri.
John Dewey memperkenalkan teori progresivisme, yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajaran sendiri. Dia mengatakan bahwa pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa yang akan datang.
Sementara Vygotsky meyakini bahwa pengalaman interaksi sosial merupakan hal yang penting dalam proses perkembangan berpikir anak. Pembelajaran akan menjadi pengalaman berharga bagi anak jika ia dapat melakukan sesuatu pada lingkungannya.
Howard Gardner menyatakan tentang kecerdasan jamak dalam perkembangan manusia terbagi menjadi: kecerdasan bodily kinestetik, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan naturalistik, kecerdasan logika-matematik, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan musik.
Dengan demikian kecerdasan manusia sangat dipengaruhi oleh struktur otak, sedangkan struktur otak itu sendiri dipengaruhi oleh stimulasi, kesehatan gizi, yang diberikan lingkungan serta peran pendidikan yang sesuai bagi anak TK.
Terdapat berbagai aspek dalam meninjau perkembangan anak usia dini dan prasekolah terkhususnya anak TK, yaitu aspek fisik atau motorik, aspek moral dan keagamaan, aspek bahasa, aspek kognitif, aspek sosio-emosional dan aspek seni. Setiap aspek yang ada akan mendukung anak dalam mengembangkan setiap potensi yang ada pada dirinya.
1. Aspek Fisik / Motorik
Perkembangan motorik pada anak TK memang berbeda sesuai dengan usianya (TK
0 Kecil dan TK 0 Besar). Pendidik harus bisa membedakan antara motorik kasar
dan halus sehingga anak dapat berkembang sesuai dengan tahapannya. Anak berusia
5 tahun atau diatasnya (TK 0 Besar) dapat dirangsang dengan aktivitas yang
edukatif untuk merangsang refleks tangannya, seperti menggambar, menulis,
mewarnai. Sedangkan anak dengan usia dibawah 5 tahun dapat dirangsang motorik
kasarnya lewat aktivitas yang menggunakan otot besar, seperti berlari,
melompat, dan sebagainya.
2. Aspek Moral dan Keagamaan
Carol Seefeldt, dkk. (2008) menyebutkan bahwa
perkembangan keagamaan meliputi pembiasaan perilaku positif, kemandirian, dan
disiplin. Nilai moral sangat dibutuhkan agar anak dapat membedakan hal yang
baik dan buruk.
Menurut Kolhberg anak dalam tahap pra-moral adalah ‘Pengamat’ yang sangat cermat, yang selama tahun-tahun pertama kehidupannya dengan tepat dapat meramal apakah suatu tingkah laku akan dihukum atau dipuji oleh orangtua atau oleh orang dewasa lain yang mengasuhnya. Selain itu, pada tahap pra-moral ini konsistensi dalam mengganjar kejujuran, keterbukaan yang tulus, kerelaan menolong dan sifat-sifat moral lainnya dapat membentuk pola tingkah laku dan moralitas yang benar dan penting bagi anak di kemudian hari.
3. Aspek Bahasa
Dengan mengetahui perkembangan bahasa anak maka
dapat diketahui cara menghadapi anak dalam hal berkomunikasi. Jika ada anak
yang perkembangan bahasanya lambat maka bisa dirangsang dengan berbagai cara.
4. Aspek Kognitif
Perkembangan kognitif anak mengacu pada perkembangan kecerdasaan anak.
Menurut Piaget, usia prasekolah identik disebut tahap pra-operasional (early
childhood), yang ditandai dengan anak mulai merepresentasikan dunia dengan
kata dan gambar. Kata dan gambar ini merefleksikan peningkatan pemikiran
simbolis dan melampaui koneksi informasi inderawi dan tindakan fisik.
Pada tahap ini, anak lebih bersifat egosentris dan intuitif ketimbang logis. Oleh karena itu, anak pada tahap ini perlu dilibatkan dalam interaksi sosial dengan teman sebayanya agar anak mampu mengurangi egosentris dengan memahami teman-temannya melihat suatu objek dengan cara yang berbeda. Anak dapat juga diminta untuk menata sekelompok objek untuk menggolongkan atau mengkategorikan objek-objek secara berurutan dan beralasan. Dengan demikian anak terbantu kemampuannya untuk mengurutkan.
Karakteristik lain dari anak pra-operasional ini adalah mereka suka mengajukan banyak pertanyaan. Banyaknya pertanyaan “mengapa” yang diajukan anak usia 3-5 tahun membuat orang tua kesal sehingga orang tua bersikap marah dan menghentikan keinginan anak untuk bertanya lebih lanjut. Padahal anak yang bertanya ini merupakan pengalaman pertamannya mempertanyakan lingkungan sekitarnya yang merupakan awal minat anak untuk melakukan penelitian. Padahal ini kesempatan emas bagi orang tua untuk mengembangkan dan memberi stimulasi melalui jawaban reasoning atas pertanyaan yang diajukan. Untuk melatih persepektif yang beragam, anak diminta untuk menggambar objek dari persepektif tempat duduk yang berlainan.
5. Aspek Sosio-Emosional
Perkembangan ini meliputi perkembangan perasaan dan
emosi serta pengembangan kemampuan sosial. Sebagai makhluk
sosial, anak pertama kali berbicara, berinteraksi dengan orang tuanya dalam
mengutarakan dan memenuhi kebutuhannya Selanjutnya anak pra-sekolah berkembang
ke luar rumah khususnya kepada teman-teman dekat rumah dan di pendidikan
TK-nya.
Di dalam interaksi antar anak saat bermain, mereka saling melibatkan emosi dan dengan sendirinya berupaya mengenali emosi teman lainnya dan mengalami emosi diri sendiri. Dalam suatu permainan dengan beberapa anak lainnya, anak mengenal dan memegang aturan main atau kesepakatan bersama. Ini berarti anak juga belajar mengendalikan diri untuk tidak semata-mata menuruti keinginannya atau mulai mengurangi sikap egosentris.
Dalam proses bermain atau kegiatan dalam pendidikan TK, anak mengenal dan mengalami emosi/perasaan yang berbeda seperti marah, sedih, gembira, bersemangat dan sebagainya. Secara bertahap anak memiliki kelompok teman bermain. Ia mulai mengenal secara sosial satu per satu nama teman bermainnya Anak yang perkembangan sosio-emosinya baik maka akan meningkatkan kepekaan terhadap kehidupan bermasyarakat. Dengan ini anak diharapkan dapat memperoleh kecerdasan intrapersonal, interpersonal, dan naturalistik.
6. Aspek Seni
Pengembangan seni dapat dituangkan dalam seni musik, tari, gambar, dan
keterampilan kerajinan tangan. Dengan demikian anak diharapkan dapat memiliki
kecerdasan musikal dan visual-spatial.
Secara umum pendidikan anak usia dini dimaksudkan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianut. Melalui pendidikan prasekolah anak di harapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya antara lain agama, intelektual, sosial, emosi, dan fisik. Selain itu anak diharapkan menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan dasar sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan positif.
Dalam melaksanakan Pendidikan Pada Anak Usia Dini atau anak prasekolah hendaknya menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Kegiatan Belajar pada anak TK haruslah berorientasi pada anak, karena
pada usia ini, anak TK sangat membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai
optimalisasi semua aspek perkembangan, baik perkembangan fisik maupun psikis,
yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio-emosional. Dan perlu
digarisbawahi bahwa kebutuhan anak itu berbeda-beda. Maka dari itu, anak TK
harus dilihat dan diperhatikan secara individu (satu-persatu).
b. Belajar melalui Bermain
Bermain merupakan sarana belajar bagi anak TK. Melalui bermain, anak
diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan
dari hal-hal yang ada disekitarnya.
c. Lingkungan yang kondusif
Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan
menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat
mendukung kegiatan belajar melalui bermain.
d. Menggunakan Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran pada anak TK harus menggunakan konsep pembelajaran
terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang dibangun harus menarik dan dapat
membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar
anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga pembelajaran
menjadi mudah dan bermakna bagi anak.
e. Mengembangkan berbagai keterampilan
Mengembangkan keterampilan anak TK dapat dilakukan melalui proses
pembiasaan (Conditioning). Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk
menolong diri sendiri, mandiri dan bertanggung jawab serta memiliki disiplin
diri.
f. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar
Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari alam sekitar maupun
bahan-bahan yang telah disediakan guru sebelumnya.
g. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang
Pembelajaran bagi anak TK hendaknya dilakukan secara bertahap,
dimulai dari konsep sederhana dan dekat dengan anak, lalu konsep yang lebih
kompleks.
Pertanyaan Penelitian
Sehingga dengan demikian berkaitan dengan teori yang ada, dapat disimpulkan
sebuah pertanyaan penelitian “Apakah metode pengajaran yang diterapkan pada TK
Pembina I (Akreditasi A) dalam melaksanakan tugas membantu perkembangan potensi
pada anak TK telah sesuai dengan teori dan konsep yang ada tentang Pendidikan
Prasekolah (TK) yaitu "Bermain sambil Belajar" dan sudah mampu
memenuhi tujuan instruksional dalam pelaksanaan PAUD, baik melalui segi
penyediaan fasilitas dalam membantu proses belajar-mengajar maupun lingkungan
yang memadai sebagai lokasi pengembangan potensi bagi anak TK?”
METODE PENGAMBILAN DATA
Pada penelitian proyek mini ini peneliti memutuskan untuk menggunakan
metode penelitian kualitatif.
Menurut Poerwandari (1998) penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti wawancara,
catatan lapangan, gambar, foto dan lain-lain.
Dan pada proyek mini ini peneliti menggunakan metode wawancara dan observasi dalam mengumpulkan setiap data atau informasi yang diperoleh guna mendukung keakuratan hasil penelitian.
Subjek yang kami wawancarai ialah guru dan pelaksana tugas pendidikan TK Pembina I (Ibu Ramsa), dan kami juga mengobservasi kegiatan belajar-mengajar yang sedang berlangsung, aktivitas bermain anak-anak TK serta kegiatan diskusi antara anak TK dan guru pendamping. Kami juga mengobservasi setiap ruangan yang ada di TK tersebut sebagai tempat pengembangan potensi anak TK, seperti ruangan alat musik, ruangan komputer, dan ruangan bermain.
ALAT DAN BAHAN
- Kamera Digital untuk dokumentasi (foto-foto)
- Buku dan Alat Tulis (untuk wawancara)
- Laptop (untuk pengerjaan hasil penelitian)
- Buku-buku referensi yang mendukung teori
- Modem (untuk mengumpulkan informasi dari internet)
Pelaksanaan Penelitian
Adapun penelitian ini telah memiliki kesepakatan sebelumnya kepada pihak
yang diteliti/subjek penelitian sehingga pada tanggal 15 Mei 2012, pukul 11.00
WIB, peneliti mengunjungi TK Pembina I untuk melakukan penelitian. Sesampainya
di TK Pembina I peneliti berbincang-bincang dan menjelaskan kepada subjek
penelitian tentang tujuan dari penelitian yang sedang diadakan. Lalu setelah
subjek penelitian memahami tujuan penelitian, peneliti dibimbing oleh Ibu Ramsa
selaku Pelaksana Tugas di TK Pembina I untuk melakukan observasi terhadap
ruangan-ruangan yang ada di TK Pembina I yang digunakan anak-anak TK untuk
memaksimalkan perkembangan potensinya.
Setelah melakukan observasi terhadap ruangan dan berbagai fasilitas yang ada di TK Pembina I, maka peneliti mewawancarai Ibu Ramsa berkaitan dengan metode yang diterapkan di TK Pembina I guna mengembangkan potensi baik akademis maupun seni dan bahasa bagi setiap anak TK. Adapun pertanyaan penelitian yang diajukan saat wawancara ialah berkaitan dengan:
- Lamanya pengalaman dalam Pendidikan Anak Usia Dini
- Bagaimana fasilitas sebagai sarana dan prasarana yang
ada di TK Pembina I
- Metode pengajaran di TK. Pembina I
-Bagaimana proses mengembangkan potensi anak TK
(kemampuan akademik dan non akademik)
-Penanganan terhadap anak yang memiliki kesulitan
secara emosional
- Kenyamanan mengajar bagi para guru
- Bagaimana situasi anak-anak di TK. Pembina I
EVALUASI HASIL
PENELITIAN
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang
telah kami lakukan di TK. Pembina I terdapat beberapa poin penting:
* Pada TK Pembina I, pengembangan potensi anak TK tidak hanya difokuskan pada kemampuan akademis, tetapi juga potensi seni dan bahasa, serta potensi keagamaan anak disesuaikan dengan minat dan bakat yang ada pada anak. Hal ini ditunjukkan dengan adanya area-area yang disediakan bagi anak seperti area balok, area IPA (sains), area air dan pasir, area drama, area bahasa, area seni, area musik, dan area agama, pemanfaatan dari area yang telah disediakan diharapkan mampu mengembangkan aspek-aspek potensi dari setiap anak dan juga mampu mengembangkan sikap perilaku lewat nilai moral keagamaan serta sosio-emosional dan kemampuan dasar yaitu bahasa, kognitif, dan psikomotorik anak bisa berkembang dalam membantu kesiapannya memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
* TK Pembina I telah menerapkan metode “Bermain sambil Belajar seraya Belajar sambil Bermain” dalam melakukan proses pembelajaran guna membantu dalam mengembangkan potensi anak, baik secara akademis maupun seni & bahasa. Kemampuan akademis seperti membaca, berhitung, menulis, dapat tercapai apabila pembelajaran diberikan kepada anak dengan cara yang benar yaitu dengan cara bermain, sehingga anak tidak merasa dipaksa untuk mahir dalam bidang ini, tetapi anak akan menyukai proses pembelajaran yang ada sehingga menimbulkan ketertarikan anak untuk belajar dan tentunya akan semakin dapat mengembangkan potensi yang ada pada setiap anak.
* Adapun dalam tujuan mengembangkan setiap potensi yang ada pada anak, TK Pembina I menyusun sebuah RKH (Rencana Kegiatan Harian) yang dibagi menjadi 30 menit pertama sebagai kegiatan awal, 60 menit pertama sebagai kegiatan inti, 45 menit untuk relaksasi bagi anak lewat istirahat makan siang dan bermain, dan 30 menit terakhir untuk kegiatan akhir. Guna menjadikan proses pembelajaran semkain efektif, TK Pembina I memfokuskan kinerja guru dimana 1 orang guru bertanggung jawab terhadap 5-6 orang anak saja, sehingga perhatian guru lebih terarah dan terfokus pada pengembangan potensi anak TK.
* Dunia anak tidak terlepas dari adanya emosional atau agresifitas yang berbeda dari tiap anak, oleh sebab itu TK Pembina I menerapkan kelembutan, kasih sayang, dan perhatian yang lebih dalam mendidik dan mengatasi anak-anak yang emosional dan agresif. TK Pembina I juga menerapkan teknik music theraphy (dengan angklung sebagai alat musiknya) dalam menurunkan tingkat emosional anak. Diharapkan dengan teknik ini, energi emosi anak dapat tersalur dengan aktifitas positif seperti bermain angklung, dengan adanya alunan musik yang merdu diharapkan mampu menurunkan agresifitas anak.
* Pendidikan Anak Prasekolah juga harus memperhatikan kenyamanan dan keamanan guru dalam memberikan pembelajaran kepada anak TK. Pengalaman mengajar dalam Pembelajaran Anak Usia Dini juga mempengaruhi dalam mengatasi dan memberikan pembelajaran kepada anak TK. Guru yang belum memiliki pengalaman mengajar yang baik cenderung memahami anak secara umum bukan melihat kepada keinginan dan minat dari individu anak itu sendiri.
Oleh sebab itu dalam mendidik Anak Prasekolah diperlukan adanya kredibilitas dari setiap guru yang memberikan pembelajaran guna memaksimalkan pengembangan potensi yang ada dalam diri anak TK. Guru harus menciptakan kedekatan dengan anak, sehingga anak merasa nyaman selama proses pembelajaran, karena masa TK merupakan masa transisi dari dunia rumah dengan dunia sosial, sehingga peran guru dalam menciptakan kedekatan dengan anak sangatlah penting.
KALKULASI DANA PROYEK MINI
- Membeli Roti
untuk subjek
penelitian Rp. 50.000, 00
- Transportasi
menuju tempat penelitian
Rp. 20.000, 00
Total Rp. 70.000, 00
TIME TABLE
No.
|
Kegiatan
|
Tanggal
|
1.
2.
3.
4.
5. 6. 7. 8. 9. 10.
11.
12.
13.
|
Diskusi kelompok berkaitan dengan tuntutan tugas.
Pengumpulan Referensi dan pembuatan kerangka pengerjaan makalah.
Pengerjaan Makalah:
- Pendahuluan
- Landasan Teori
Diskusi kelompok tentang
subjek penelitian dan pengumpulan data berkaitan subjek penelitian yaitu
alamat dan no.telp (TK Pembina I).
Diskusi kelompok pada
tanggal berapa akan pergi ke TK Pembina I.
Peneliti mengabarkan Subjek
Peneliti pada tanggal berapa akan datang ke TK Pembina I untuk meneliti.
Pengumpulan data ke lapangan
(Peneliti melakukan penelitian ke TK. Pembina I).
Pengurusan surat izin ke
bagian akademik untuk diserahkan kepada subjek penelitian.
- Pembahasan dengan hasil
analisa lapangan
- Kesimpulan
Pembuatan Poster sebagai
hasil proyek mini.
Diskusi akhir evaluasi tugas
(testimoni).
Pengumpulan Tugas (posting blog).
|
23 April 2012
25 April 2012
28-30 April 2012
01–02 Mei 2012 04 Mei 2012
11 Mei 2012
14 Mei 2012 15 Mei 2012
16 Mei 2012
17 Mei 2012
05 Juni 2012
07 Juni 2012
08 Juni 2012
|
TESTIMONI KELOMPOK
1. Merry Christine (11-054)
Pada
awalnya saya merasa bingung dengan tujuan dari tugas mini proyek ini,
namun setelah saya mengerjakannya saya menyadari bahwa tugas ini sangat
berarti dalam mendukung perkembangan pendidikan saya kedepannya. Beragam
kesulitan dalam mengerjakan mini proyek ini baik itu penyatuan ide dari
tiap anggota kelompok, sampai kepada kesulitan dalam meminta subjek
penelitian untuk bersedia bekerja sama menjadi pengalaman menarik bagi
saya dalam meneruskan pendidikan maupun penelitian di masa yang akan
datang. Melalui tugas mini proyek ini saya belajar bahwa ternyata dunia
psikologi dapat diterapkan pada fenomena pendidikan yang ada.
2. Cynthia Marilyn Sitompul (11-070)
Saat
pertama kali saya diberikan tugas mini proyek ini, saya merasa
kebingungan harus memulai darimana. Lalu, saya melihat acuan, dan mulai
ada gambaran mengenai mini proyek lagi. Lalu, kami harus memilih topik,
jadi bingung lagi haha. Tapi, akhirnya kami memutuskan untuk memilih
topik ruang lingkup prasekolah ini. Saat merencanakannya tentu kami
menemukan banyak kesulitan untuk menemukan kata sepakat. Namun, akhirnya
itu semua bisa kami atasi. Dan akhirnya, kami pun terjun ke lapangan.
Perasaan saya sangat senang, karena ilmu yang saya peroleh dapat saya
bandingkan dengan kenyataan di lapangan. Jadi, sangat senang lah
mendapat tugas mini proyek ini. Menambah wawasan. Terima kasih kepada
dosen pengampu mata kuliah, Bu Dina, karena telah memberikan dan
mengarahkan kami dalam mengerjakan proyek yang sangat menarik ini.
3. Galih Mataro (11-111)
Tugas
mini proyek ini amat menantang dan mengundang mahasiswa untuk mulai
menetapkan
rencana skripsi yang akan ditulis. Perencanaan awal terhadap pengerjaan
proyek
mini ini sangat mengesankan. Hingga pada akhirnya proyek mini ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu adalah merupakan hasil kerjasama yang
baik
antar anggota kelompok dengan dosen pengampu mata kuliah yaitu Ibu Dina
yang
memberikan keterangan dan pengarahan yang tepat dalam kami mengerjakan
proyek
mini. Segala kesulitan yang kami alami dalam pengerjaan proyek mini ini
telah mampu diatasi dengan baik. Terima kasih Bu Dina atas arahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Santrock., J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada
Media Group.
Papalia, D.E. 2003. Child Development : A Topical Approach . New York :
McGraw-Hill.
Hurlock, E.B. 1980. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Ed 5. Jakarta : Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar