Cynthia Marilyn Sitompul

Jumat, 05 Februari 2016

AMBANG

Ini bukan surat cinta dengan puji-pujian,
Tidak merindu,
Tidak menanti,
Tidak pula berharap kembali.


Cintaku keras, kawan!
Apa itu leha-leha?
Menghabiskan waktu hanya untuk bertatapan?
Tidak kawan! Tidak!

Kau lihat, kini aku menanggung semuanya.
Teman-temanmu sudah pergi, dan aku masih di sini.
Menatap angka.. menatap angka..
Aaah! Perutku terasa mual.

Sudah puaskah dirimu?
Menghabiskan waktu di masa lalu.
Mencemaskan sesuatu yang tak perlu.
Keliru menomorsatukan sesuatu.

Kini kutatap dirimu di cermin,
Tidak boleh begini! Tidak!
Kau adalah aku yang menyesal di masa kini.
Dan aku adalah masa depanmu.

3 komentar:

  1. Benar. Penyesalan itu tangga pertama menuju kehancuran.

    BalasHapus
  2. Benar. Penyesalan itu tangga pertama menuju kehancuran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mbak Lia, terima kasih udah baca tulisan saya.
      Penyesalan memang diperlukan, apabila kita mau berubah dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
      Tapi kalo kita selalu terbeleunggu dan larut dalam penyesalan itu terus-menerus ya benar penyesalan itu dapat menghancurkan diri kita yang seharusnya berharga~

      Hapus