Cynthia Marilyn Sitompul

Minggu, 21 Februari 2016

Menyentuh Awan


Beberapa jam perjalanan darat kutempuh untuk sampai di tempat ini. Lelahku sirna ketika angin menyentuh kulitku. Syukur kupanjatkan kepada-Mu manakala kupandang ciptaan-Mu yang maha indah. Air danau saling berkejaran, di dalamnya tentu begitu dalam. Tak henti-hentinya kagum hatiku layaknya berjuta-juta pasang mata yang tak bisa melepaskan pandangannya dari tempat ini. Ini sudah kali sekian aku mengunjungi tempat ini dan mungkin selama-lamanya aku takkan jenuh memandangnya. Kisah penciptaan yang begitu agung, menyadarkan sekali lagi bahwa cinta-Mu begitu besar pada makhluk kecil ini. Aku pun melihat ke atas, terbentang tinggi gunung-Mu yang suci. Dari bawah, kulihat awan menaunginya. Pikiranku melayang, mampukah aku menaiki gunung-Mu yang suci? Layakkah aku berpijak di puncaknya yang kudus? Dapatkah aku menyentuh awannya yang putih dan lembut? Aku pun terdorong untuk mendakinya. Di akhir pendakian ini, setelah aku menyentuh awan, bolehkah aku bertemu dengan-Mu?

(Buah permenungan ketika memandang Danau Toba)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar